Teori Belajar
Vygotsky
Nama lengkapnya
adalah Lev Semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota Tsarist,
Russia, tepatnya pada pada 17 November 1896, dan berkuturunan Yahudi. Ia
tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun. Seseorang yang belajar dipahami
sebagai seseorang yang membentuk pengertian/pengetahuan secara aktif dan
terus-menerus. Inti teori Vygotsky
adalah menekankan interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari
pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut
teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing
individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi
saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-
tugas itu berada dalam “zone of proximal development” mereka. Zone of
proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Vygotsky banyak
menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan
perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental
yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan
perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi
seperti ingatan, berpikir dan menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental yang
lebih tinggi ini dianggap sebagai ”alat kebudayaan” tempat individu hidup
dan alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada
anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua selama
pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara
berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang
dunia. Karena itulah berpikir setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota
lain dalam kebudayaannya.
Aliran
psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme karena
ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Dalam
analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu
sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif.
Oleh karenanya, konsep teori perkembangan kognitif Vygotsky berikut pada tiga
hal:
1. Hukum Genetik
tentang Perkembangan (Genetic Law of Development)
Setiap kemampuan
seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial
lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2. Zona
Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development)
Meskipun
pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep melalui
pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang
jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan
pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Vygotsky membedakan
antara actual development dan potential development pada anak. Actual
development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa
bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development membedakan
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah
petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
3.
Mediasi
Mediator yang
diperankan lewat tanda maupun lambang adalah kunci utama memahami proses-proses
sosial dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan
kognitif Vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi, yaitu metakognitif dan
mediasi kognitif. Media metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic
yang bertujuan untuk melakukan self regulation
(pengaturan diri) yang mencakup self planning, self monitoring, self
checking, dan self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi
antar pribadi. Sedangkan media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif
untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga
media ini dapat berhubungan dengan konsep spontan (yang mungkin salah) dan konsep
ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).
Vygotsky lebih
menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau kognitif
anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi
sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu. Secara singkat,
teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya
mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami
kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan
perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam
pembentukan pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar